Liputan6.com, Jakarta MSG atau monosodium glutatamate
adalah bahan tambahan pangan (BTP) penguat rasa atau
flavor enhancer yang biasa ditambahkan ke dalam produk
pangan untuk menguatkan rasa umami atau gurih. MSG
merupakan garam natrium dari asam glutamat, salah satu
asam amino yang terdapat secara alami dalam jumlah
banyak. Asam amino adalah senyawa alami yang
merupakan komponen penyusun protein.
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada
Perka BPOM-RI No. 23 tahun 2013 menyatakan bahwa
asam glutamat dan garam-garamnya, termasuk MSG adalah
bahan tambahan pangan yang aman untuk dikonsumsi, dan
BPOM tidak membatasi penggunaannya pada produk
pangan.
Selain itu, MSG juga tidak memiliki nilai ADI. Apa itu nilai
ADI? Nilai Acceptable Daily Intakes (ADI) adalah nilai yang
menyatakan kadar maksimal suatu BTP dapat dikonsumsi
manusia tanpa menimbulkan gangguan kesehatan.
Lembaga kesehatan nasional maupun internasional,
termasuk BPOM, United States Food and Drugs
Administration (US-FDA), Joint FAO/WHO Expert Committee
on Food Additives (JECFA), dan lembaga lainnya
menyatakan bahwa MSG tidak memiliki nilai ADI.
Artinya, MSG tidak dianggap sebagai bahan tambahan
pangan yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Bahkan US-FDA menyatakan MSG sebagai BTP yang GRAS
atau Generally Recognized as Safe. Lalu mengapa banyak
pihak yang menyatakan bahwa MSG merupakan ancaman
bagi kesehatan?.
Pada tahun 1968, sebuah gejala kompleks dilaporkan
seseorang bernama Robert Ho Man Kwok setelah
mengonsumsi Makanan Cina. Gejalanya berupa mati rasa di
bagian leher kemudian secara perlahan merambat ke kedua
lengan dan punggung, gejala ini kemudian disebut dengan
Chinese Restaurant Syndrome (CRS).
MSG dianggap sebagai penyebab dari gejala tersebut. Selain
diduga menyebabkan CRS, MSG juga dipercaya dapat
menyebabkan asma, dermatitis atopic, ventricular arrhytmia,
dan nyeri perut. Para ahli dan peneliti mencoba untuk
menguji dugaan-dugaan terkait MSG tersebut. Sebuah
tinjauan tentang dugaan gejala yang ditimbulkan MSG
dilakukan oleh Geha dan hasilnya dipublikasi pada tahun
2000 di American Journal of Nutrition.
Geha melaporkan hasil penelitiannya yang melibatkan 130
orang, respon atas terdapatnya efek sangatlah sedikit dan
tidak konsisten. Berbagai penelitian yang dilakukan
sebelumnya cenderung melibatkan subjek yang sedikit dan
telah gagal menunjukkan reaksi signifikan atas konsumsi
MSG. Hasil dari survey dan studi klinis yang dilakukan pada
populasi umum juga menunjukkan tidak terdapatnya bukti
akan efek merugikan.
Sebuah pertemuan konsensus juga dilakukan di Universitas
Hohenheim, Stuttgart, Jerman pada tahun 2007. Para ahli
dari berbagai disiplin ilmu terkait dari seluruh dunia
berkumpul untuk merangkum dan mengevaluasi
pengetahuan tentang aspek fisiologis dan keamanan dari
MSG.
Hasil dari konsensus tersebut dipublikasikan pada European
Journal of Clinical Nutrition. Dampak negatif dari MSG
sempat dipublikasikan tahun 1981, terdapat penelitian yang
menunjukkan bahwa mengonsumsi 2,5 g MSG dapat
memicu penyakit asma dan gangguan pernapasan pada
manusia. Namun pada tahun 2000, seorang peneliti
bernama Stevenson melakukan penelitian dengan subjek 45
orang yang menderita penyakit asma.
Hasilnya menunjukkan, tidak seorang pun yang memberikan
respon negatif setelah mereka mengonsumsi makanan yang
mengandung MSG. Hasil konsesus pada tahun 2007 juga
menyebutkan bahwa mengonsumsi MSG tidak memberikan
efek samping kepada sistem pernapasan, atau pun sistem
imun tubuh.
Berdasarkan konsesus yang dilakukan pada hewan
percobaan, indeks NOAEL (No observed adverse effect level)
mencapai 16000 mg/kg berat badan. Artinya, butuh dosis
yang cukup besar bagi manusia untuk dapat menimbulkan
dampak negatif bagi kesehatan.
Penggunaan MSG pada makanan yang sering kita jumpai
umunya sangat kecil, kenapa?. Karena MSG hanya sebagai
penguat rasa yang bersifat komplemen (pelengkap), bukan
sebagai pengganti garam. Nah, berdasarkan uraian di atas,
masih kah kita takut akan MSG?. Penggunaan MSG
secukupnya dan tidak berlebihan adalah salah satu langkah
bijak untuk mengurangi rasa takut terhadap MSG.
Penulis :
Mahardika Adi N dan Ilham Billy N
Mahasiswa - Institut Pertanian Bogor
Jadilah bagian dari Komunitas Campus CJ Liputan6.com
dengan berbagi informasi & berita terkini melalui e-mail :
campuscj6@gmail.com serta follow official Instagram
@campuscj6 untuk update informasi kegiatan-kegiatan
offline kami.
Source Liputan6.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar